Metode Pembelajaran Akuntansi SMK
Guru yang
baik harus menguasai berrmacam-macam metode mengajar sehingga dapat memilih dan
menentukan metode serta pendekatan yang tepat yang harus diterapkan pada pokok
bahasan tertentu pula.
Metode
mengajar yang sering digunakan di dalam proses belajar mengajar pada saat ini
adalah metode konvensional, dalam hal ini metode ceramah, karena metode ini
dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan dan tidak perlu peralatan serta dapat
dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlahnya relatif besar.
Oleh
sebab itu perlu dikembangkan metode belajar yang melibatkan siswa lebih aktif
dalam proses belajar mengajar, apalagi dalam mengerjakan
akuntansi, siswa harus dapat aktif sehingga dapat memahami materi yang
diajarkan sehingga tujuan pengajaran akuntansi tercapai.
Belajar
akuntansi pada dasarnya merupakan hasil belajar konsep sedangkan konsep-konsep
dasar akuntansi merupakan kesatuan yang utuh untuk itu dalam proses belajar
mengajar akuntansi yang terpenting adalah bagaimana guru dapat mengajarkan
konsep itu.
Pengajaran
akuntansi harus dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks
dan harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep, walaupun demikian sampai
saat ini akuntansi masih menjadi masalah bagi sebagian siswa dan mengatakan
bahwa akuntansi sulit.
Belajar
akuntansi memerlukan pemahaman yang baik, oleh karenanya pemilihan metode
mengajar yang tepat akan mempunyai andil yang besar didalam meningkatkan
prestasi belajar akuntansi
Metode
pengajaran yang baik adalah metode yang mampu mengantarkan siswa dalam berbagai
macam kegiatan, dalam hal ini siswa harus diberi kesempatan untuk melatih
kemampuannya, misalnya menyelesaikan tugas-tugas dan latihan-latihan.
kasus-kasus akuntansi yang diberikan guru, seperti ini.
Salah
satu metode yang digunakan guru dalam pembelajaran akuntansi adalah metode
drill atau latihan. Drill atau latihan merupakan metode mengajar yang dapat
digunakan untuk mengaktifkan siswa pada saat proses belajar mengajar
berlangsung, karena metode drill menuntut siswa untuk selalu belajar dan
mengevaluasi latihan-latihan yang diberikan oleh guru.
PERENCANAAN MEDIA PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
Teknologi dan media yang kita digunakan dalam pembelajaran
akan menjadi efektif apabila ada “klik” atau pas antara karakteristik
pembelajarnya (audiens) dengan metode, media, dan bahan yang digunakan.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas perlu adanya
perencanaan yang efektif. Perencanaan yang efektif harus dimulai dengan
perencanaan sistematik. Salah satu model yang ditawarkan
sebagai langkah-langkah dalam proses perencanaannya adalah model ASSURE. Dengan
model ini diharapkan kita dapat memilih jenis media yang tepat dalam proses
pembelajaran (walaupun tidak menutup kemungkinan untuk digunakan pada konteks
yang lain, contoh : seminar, penyuluhan, dll).
B. Analisis Penbelajar (Analyze
Learners)
Menganalisa pembelajar adalah salah
satu faktor yang wajib hukumnya untuk dilakukan sebelum kita melaksanakan
sebuah pembelajaran. Ada
3 hal yang semestinya diperhatikan dalam menganalisa pembelajar :
1.
Analisa Kemampuan Umum (Karakteristik Umum)
Yang termasuk dalam karakteristik umum adalah usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan, kebudayaan, dan faktor sosial ekonomi. Karakteristik
umum ini dapat digunakan untuk menuntun kita dalam memilih metode dan media
untuk pembelajaran. Sebagai contoh,
apabila pembelajar…
a. Memiliki kemampuan membaca di bawah
standar, maka akan lebih efektif jika media yang digunakan adalah bukan dalam
format tercetak (nonprint media).
b. Kurang tertarik terhadap materi yang
disajikan, diatasi dengan menggunakan media yang memiliki tingkat stimuli yang
tinggi, seperti : penggunaan video tape, permainan simulasi, dll.
c. Baru pertama kali melihat atau
mendapat konsep yang disampaikan, lebih baik menggunakan cara atau pengalaman
langsung (realthing). Bila sebaliknya, menggunakan verbal atau visual
saja sudah dianggap cukup.
d. Heterogen, lebih aman bila
menggunakan media yang dapat mengakomodir semua karakteristik pembelajar
seperti menggunakan video tape.
2. Spesifikasi
Kemampuan Awal
Berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
pembelajar sebelumnya. Informasi ini dapat kita temukan bila kita memberikan entry
test/entry behavior kepada pembelajar sebelum kita melaksanakan
pembelajaran. Hasil dari entry test ini dapat dijadikan acuan tentang
hal-hal apa saja yang perlu dan tidak perlu lagi disampaikan kepada pembelajar.
3.
Gaya Belajar
Gaya belajar berasal atau timbul dari adanya kenyamanan yang
kita rasakan (secara psikologis dan emosional) saat kita menerima dan
berinteraksi dengan lingkungan belajar, karena itu muncul modalitas dalam
belajar (audio, visual, dan kinestetik).
B. Menetapkan
Standar dan Tujuan (State Objectives)
Perumusan tujuan ini berkaitan dengan
apa yang ingin dicapai. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam perumusannya adalah :
1.
Tetapkan ABCD
A (audiens – instruksi yang kita ajukan harus
fokus kepada apa yang harus dilakukan pembelajar bukan pada apa yang harus
dilakukan pengajar), B (behavior – kata kerja yang mendeskripsikan
kemampuan baru yang harus dimiliki pembelajar setelah melalui proses
pembelajaran dan harus dapat diukur), C (conditions – kondisi pada saat
performans sedang diukur), D (degree – kriteria yang menjadi dasar
pengukuran tingkat keberhasilan pembelajar).
2. Mengklasifikasikan
Tujuan
Maksud dari mengklasifikasikan tujuan
disini adalah untuk menentukan pembelajaran yang akan kita laksanakan lebih
cenderung ke domain mana ? kognitif, afektif, psikomotor, atau interpersonal.
3. Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu
dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang
tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti
memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan
materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu)
C. Memiliah Strategi, Teknik Media
dan Bahan Ajar (Select
Methods, Media, and Material)
Yang perlu digarisbawahi dalam point ini adalah bahwa
tidak ada satu metode yang lebih dari metode yang lain dan tidak ada satu
metode yang dapat menyenangkan/menjawab kebutuhan pembelajar secara
seimbang dan menyeluruh.
Penggunaan media tidak harus diidentikkan dengan barang yang
mahal. Yang jelas sebelum memilih media kita harus mempertimbangkan terlebih
dahulu kelebihan dan kekurangannya. Jangan sampai media yang kita gunakan
menjadi bumerang atau mempersulit kita dalam pentransferan pengetahuan kepada
pembelajar.
Materi/bahan yang kita gunakan dalam proses pembelajaran,
bisa yang sudah siap pakai, hasil modifikasi kita, atau hasil desain baru. Bagaimanapun
caranya kita mengumpulkan materi, pada intinya adalah materi tersebut harus
sesuai dengan tujuan dan karakteristik si pembelajar.
D. Memanfaatkan Teknologi Media dan Bahan
Pembelajaran (Utilize Media and Materials)
Sebelum kita memanfaatkan media dan bahan yang ada, alangkah
bijaksananya jika kita melaksanakan “ritual” seperti :
1.
mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
2.
mempersiapkan bahan
3.
mempersiapkan lingkungan belajar
4.
mempersiapkan pembelajar
5.
menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
E. Perlu Adanya Partisipasi Pembelajar (Require
Learner Participation)
Dalam mengaktifkan pembelajar di dalam proses pembelajaran
alangkah baiknya kalau ada sentuhan psikologisnya. Berikut adalah gambaran dari
adanya sentuhan psikologis dalam proses pembelajaran :
1.
behavioris,
karena tanggapan/respon yang sesuai dari pengajar dapat menguatkan stimulus yang
ditampakkan pembelajar.
2.
kognitifis, karena informasi yang
diterima pembelajar dapat memperkaya skema mentalnya.
3.
konstruktivis, karena pengetahuan yang
diterima pembelajar akan lebih berarti dan bertahan lama di kepala jika mereka
mengalami langsung setiap aktivitas dalam proses pembelajaran.
4.
sosial, karena feedback atau
tanggapan yang diberikan pengajar atau teman dalam proses pembelajaran dapat
dijadikan sebagai ajang untuk mengoreksi segala informasi yang telah diterima
dan juga sebagai support secara emosional.
F. Mengadakan Evaluasi dan Perbaikan (Evaluate
and Review)
Evaluasi dan mereview adalah hal yang
lazim dilakukan untuk melihat seberapa jauh media dan teknologi yang kita
pilih/gunakan telah menghasilkan tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya.
Dari hasil evaluasi akan timbul pertanyaan : apakah media dan teknologi yang
kita pilih tetap bisa digunakan, dimodifikasi, ataupun tidak digunakan sama
sekali.Sumber : Smaldino, Sharon E, James D. Russel, Robert Heinich, & Michael Molenda. Instructional Technology and Media for Learning 8th Ed. New Jersey
CARA MEMOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR
Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru
Sebagai komponen yang secara
langsung berhubungan dengan permasalahan rendahnya motivasi belajar siswa, maka
guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa, diantaranya adalah :
- Memilih cara dan metode mengajar yang tepat termasuk memperhatikan penampilannya
- Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
- Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa
- Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
- Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
- Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah
- Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
- Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
- Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif lainnya.
Hal-Hal Yang Dilakukan oleh
Orang Tua
- Mengontrol perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak.
- Mengungkap harapan-harapan yang realistis terhadap anak
- Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan motivasi
- Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan seperlunya
- Tanyakanlah keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.
- Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar selanjutnya.
Hal-Hal Yang Dikerjakan oleh Ortu
dan Guru Secara Bersama
Ketika permasalahan rendahnya
motivasi sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi
oleh guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama antara guru dan
orang tua harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di
ataranya :
- Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.
- Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
- Memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru harus mempunyai komitemen yang tinggi untuk tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak.
- Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar